Kamis, 26 Maret 2009

Mengumbar Syahwat Menjadi Pemimpin

Oleh : Dr. Daud Rasyid
Perbedaan zaman Salafus-sholeh yang paling kentara dengan zaman sekarang, salah satunya dalam ambisi kepemimpinan. Dulu, khususnya zaman sahabat, mereka saling bertolak-tolakan untuk menjadi pemimpin.
Abu Bakar Shiddiq diriwayatkan, sebelum diminta menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah mengusulkan agar Umar yang menjadi Khalifah. Alasan beliau karena Umar adalah seorang yang kuat.
Tetapi Umar menolak, dengan mengatakan, kekuatanku akan berfungsi dengan keutamaan yang ada padamu. Lalu Umar membai’ah Abu Bakar dan diikuti oleh sahabat-sahabat lain dari Muhajirin dan Anshor.
Dari dialog ini dapat kita pahami bahwa generasi awal Islam, yang terbaik itu, memandang jabatan seperti momok yang menakutkan. Mereka berusaha untuk menghindarinya selama masih mungkin. Tapi di zaman ini, keadaannya sudah berubah jauh.
Orang saling berlomba untuk menjadi pemimpin. Jabatan sudah menjadi tujuan hidup orang banyak. Semua tokoh yang sedang bertarung mengatakan, jika diminta oleh rakyat, saya siap maju. Inilah basa basi mereka. Entah rakyat mana yang meminta dia maju jadi pemimpin. Sebuah kedustaan yang dipakai untuk menutupi ambisi menjadi pemimpin.
Keberatan para Sahabat dulu untuk menjadi pemimpin, dikarenakan mereka mengetahui konsekuensi dan resiko menjadi pemimpin. Mereka mendengar hadits-hadits Nabi Saw tentang tanggung jawab pemimpin di dunia dan di akhirat. "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya...".
Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw memprediksi hiruk pikuk di akhir zaman soal kekuasaan dan menjelaskan hakikat dari kekuasaan itu. Beliau bersabda seperti dilaporkan oleh Abu Hurairah :
“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di ujung. (Riwayat Imam Bukhori).
Juga Rasulullah Saw memperingatkan mereka yang sedang berkuasa yang lari dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan rakyat dan tidak bekerja untuk kepentingan rakyatnya, dengan sabda beliau : “Siapa yang diberikan Allah kekuasaan mengurus urusan kaum Muslimin, kemudian ia tidak melayani mereka dan keperluan mereka, maka Allah tidak akan memenuhi kebutuhannya.” (Riwayat Abu Daud).
Dan dalam riwayat at-Tirmizi disebutkan : “Tidak ada seorang pemimpin yang menutup pintunya dari orang-orang yang memerlukannya dan orang fakir miskin, melainkan Allah juga akan menutup pintu langit dari kebutuhannya dan kemiskinannya.”
Hadits-hadits yang ada lebih banyak menggambarkan pahitnya menjadi pemimpin ketimbang manisnya. Sedang mereka adalah generasi yang lebih mengutamakan kesenangan ukhrowi daripada kenikmatan duniawi. Itulah yang dapat ditangkap dari keberatan mereka.
Sementara orang yang hidup di zaman ini berfikir terbalik. Yang mereka kejar adalah kesenangan duniawi yang didapat melalui jabatan dan kekuasaan. Mereka lupa dengan pertanggung jawaban di hari Kiamat itu. Mereka tidak segan-segan bermanuver dan merekayasa untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan itu.
Kadangkala cara yang dipakai sudah hampir sama dengan cara kaum kuffar atau kaum sekuler, menghancurkan nilai-nilai akhlak Islam yang sangat fundamental; mencari dan mengumpulkan kelemahan lawan politik dan pada waktunya aib-aib itu dibeberkan untuk mengganjal jalan kompetitornya.
Ada pula yang mengumpulkan dana dengan cara-cara yang tak pantas dan tak bermoral. Mendukung calon kepala daerah dalam pilkada dari partai mana saja, asal dengan imbalan materi dengan menyerahkan uang yang besar. Terserah orang itu menang atau kalah nanti, tak begitu penting, yang penting uangnya sudah didapat.
Para pemburu kekuasaan itu beralasan, jika kepemimpinan itu tidak direbut, maka ia akan dipegang oleh orang-orang Fasik dan tangan tak Amanah, yang akan menyebarkan kemungkaran dan maksiat. Tapi jika ia dipegang oleh orang soleh dan beriman, akan dapat mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat luas. Alasan ini memang indah kedengaran.
Namun kenyataannya, semua yang berebut jabatan mengklaim bahwa ia lebih baik dari yang sedang memimpin. Dan tidak ada yang dapat memberi jaminan bahwa jika ia memimpin, keadaan akan menjadi lebih baik.
Bahkan rata-rata orang pandai berteriak sebelum menjadi pemimpin, tetapi setelah masuk ke dalam sistem, mereka tak bisa berbuat banyak. Akhirnya mengikuti gaya orang sekuler. Yang mencoba bertahan dengan idealisme, mendapat serangan dan kecaman dari berbagai pihak, lalu akhirnya menyerah kepada keadaan.
Berapa banyak mantan aktifis mahasiswa yang sebelumnya kritis dan berdemo menentang rezim masa lalu, tetapi sesudah masuk ke dalam sistem, tidak bisa merubah apa-apa, bahkan menggunakan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya, memanfaatkan jabatan untuk menimbun uang dan kekayaan.
Kemudian merekapun menyiapkan alasan-alasan pembelaan; antara lain, merubah sesuatu tak bisa sekejap mata, tetapi harus bertahap, menilai sesuatu tak boleh hitam-putih, apa yang ada sekarang sudah lebih baik dari masa sebelumnya.
Keadaan seperti ini semakin memperkuat keyakinan sebagian orang, bahwa memperbaiki sistem tidak harus masuk terjun ke dalam sistem itu. Bahkan tak mungkin melakukan perubahan selama kita ada di dalam. Sebuah logika terbalik dari slogan yang digembar gemborkan pihak lain, yang kalau mau merubah sistem, harus terjun ke dalam sistem itu. Ternyata kebanyakan yang pernah terjun ke dalam sistem, tidak mampu merubah kerusakan yang ada. Bukan sekedar tak mampu membersihkan, justru ikut terkena kotoran.
Memang ada sebagian yang masuk ke dalam sistem dengan cara yang sah, lalu berjuang di dalamnya dengan penuh resiko, mencoba melakukan perubahan dan bertahan dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya. Mereka ini biasanya kalau tak tersingkir, dimusuhi atau makan hati.
Gerakan Islam sebenarnya lebih besar dari sekadar Partai Politik yang dibatasi oleh aturan-aturan formal, aturan main, dan bahkan ideologi kebangsaan. Gerakan Islam berjuang untuk jangka waktu yang tak terbatas, hingga Islam itu tegak berdiri dengan kokoh. Lingkup kerjanya juga tidak hanya menyangkut soal-soal politik.
Ketika gerakan Islam menjadi partai politik, sebenarnya ia sedang dipasung dan dihadapkan pada agenda kacangan yang didiktekan kepadanya yang bukan menjadi agenda utamanya. Bahkan kesibukannya mengurusi soal-soal politik hanyalah pembelokan dari target utama dan juga pemborosan energi yang tak setimpal dengan hasil yang dicapainya. Ibarat membayar dengan harga emas untuk membeli besi.
Betapa sayangnya seorang yang sudah tiga puluh tahun malang melintang dalam gerakan Islam, ujung-ujungnya hanya menjadi tukang lobi kesana-kemari untuk memperjuangkan kursi alias kekuasaan. Sungguh menyedihkan. Yang diperjuangkan oleh gerakan Islam adalah sebuah agenda besar yang mendunia (Ustaziyyatul ‘Alam), bukan agenda lokal dan sektor sempit dan terbatas.
Lalu di sini mungkin pertanyaan akan muncul, apakah urusan lokal yang berujung pada kemaslahtan ummat Islam itu diabaikan? Jawabannya jelas tidak. Akan tetapi biarlah masalah-masalah lokal dan sektoral itu diurusi oleh anak-anak ummat yang mempunyai kualitas lokal.
Adapun gerakan Islam yang sudah mendunia haruslah bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Tak pantas pemuda-pemuda gerakan diminta mengurus pilkada, pemilu, menempel-nempel poster, apalagi bertarung dengan orang-orang yang tak sekapasitas dengannya.
Gerakan Islam sekali lagi harusnya mengurusi hal-hal yang lebih besar, lebih strategis, yakni pembinaan ummat, membangun generasi intelek dan beriman, mengarahkan pemikiran ummat kepada cara berpikir yang Islami setelah mengalami degradasi. Anak-anak gerakan yang tak naik kelas bolehlah dipersilahkan terjun ke dunia politik praktis. Karena sampai di situlah mungkin batas kemampuannya.
Ada hikmahnya kenapa Allah swt tidak mengizinkan gerakan Islam di negeri induknya berkecimpung dalam politik praktis secara besar-besaran. Karena hal itu akan membuat mereka lalai dari perjuangan utama. Target utamanya bukan untuk mendapat kursi Perdana Menteri, atau bahkan Presiden sekalipun, tetapi untuk menjadi qiyadah fikriyah bagi pergerakan Islam sedunia.
Andaikan peluang lokal itu terbuka, niscaya mereka akan sibuk dengan masalah-masalah parsial di lapangan sementara tugas mereka jauh lebih kompleks dari membenahi sebuah negara yang masyarakatnya sudah rusak secara ideologis, moral dan perasaan.
Tugas Gerakan Islam lebih besar dari membersihkan korupsi, ketimpangan ekonomi, ketidak merataan pembangunan. Tugas mereka adalah mengembalikan penyembahan kepada Allah setelah mengalami degradasi dengan menuhankan manusia dan Tuhan-tuhan lainnya.

(Ikhrojun Naas min Ibadatil Ibad ilaa Ibadatil Robbil Ibaad).

Sumber : Era Muslim

Kamis, 19 Maret 2009


Vatikan menghimbau industri perbankan mengadaptasi sistem keuangan syariah untuk memulihkan kepercayaan para nasabah dan mengatasi krisis yang melanda industri keuangan global.
Surat kabar resmi Vatikan Osservatore Romano dalam sebuah artikelnya menulis, bahwa sistem keuangan syariah yang mengedepankan etika bisa membawa para nasabah untuk kembali percaya pada sistem keuangan dan semangat dari makna layangan jasa keuangan yang sebenarnya. Untuk itu, bank-bank di negara-negara Barat seharusnya mengadopsi konsep syariah, misalnya konsep surat berharga syariah yang dikenal dengan sebutan Sukuk untuk jaminan.
Artikel itu menyebutkan, Sukuk bisa digunakan untuk membiayai industri otomotif atau membiayai pelaksanaan Olimpiade yang akan digelar di kota London. Pembagian keuntungan yang didapat dari Sukuk, bisa dijadikan alternatif untuk mendapatkan profit yang bisa membantu sektor otomotif dan investasi di bidang infrastruktur. Karena dalam konsep Sukuk, uang hanya diinvestasikan pada proyek-proyek yang konkrit dan keuntungannya dibagi rata pada semua pihak.
Editor Obsservatore, Giovanni Maria Vian pada surat kabar Corriere della Sera mengatakan, setiap agama memiliki perhatian yang sama besar pada dimensi kemanusiaan dalam sektor perekonomian dan konsep ekonomi Islam sudah membuktikannya

Tentara AS Minta Suaka dan 50.000 Tentara Depresi



Veteran perang AS di Iraq, Andre Shepherd, mengajukan suaka politik kepada pemerintah Jerman. Tengah malam di bulan April 2007, ia meninggalkan barak tentara AS di Katterbach, Jerman, dan kemudian pergi. “Saya belum lama mendukung perang illegal di Iraq, dan dengan penuh kesadaran yang jelas”, ujar Shepherd, yang berusia 31 tahun itu.
Selama enam bulan di Iraq, Shepherd menjadi mekanik untuk helikopter Apache. Selanjutnya, laki-laki berkulit gelap itu, memikirkan hari-harinya di medan perang Iraq. “Saddam Husien bukan menjadi ancaman langsung AS, dan perang ini hanyalah ambisi pemerintahnya untuk kepentingan minyak”, gumamnya
Laki-laki yang bergulit gelap dan berdarah campuran itu, selama dua tahun, hidup 'kucing-kucingan' (underground) di Jerman. Kemudian, Shepherd meminta suaka politik di Jerman, dan kasusnya ini menjadi persoalan di Uni Eropa, dan berdasarkan hukum di negeri itu, para status pengungsi mendapatkan jaminan, kecuali tentara yang desersi dan melakukan kejahatan perang. Namun, menurut Deputi Partai CDU (Christian Democrat Union), Wolfgang Bosbach, tidak mungkin memberikan suaka kepada militer yang melakukan desersi.
Menurut catatan kasus Shepherd, adalah tentara yang pertama yang mengajukan suaka dengan status sebagai pengungsi di Eropa. Menurut keterangan Shepherd, jumlah tentara AS di Jerman, yang mengajukan permintaan suaka mencapai 60.000 orang tentara. Namun, bila pemerintah Jerman memberikan suaka, akibatnya dapat merusak hubungan diplomatik kedua negara. Dikalangan militer AS di Jerman, yang pernah ikut berperang di Iraq, mereka mulai menyadari bahwa perang di Iraq itu, adalah perang yang illegal. Tidak memiliki dasar, dan hanya ambisi pemerintah AS, di bawah Presiden Bush, yang ingin menguasai minyak di Timur Tengah.
Sementara itu, kelompok Veteran Perang Iraq, dan aksi menentang perang (IVAW), dalam sebuah forum diskusi mendukung aksi yang dilakukan Shepherd. Menurut kelompok anti perang, tak kurang 25.000 orang tentara AS, yang melakukan desersi selama tahun 2003. Dan, 30 orang diantaranya mereka sekarang tinggal di Jerman. Hal yang sama dialami oleh Chris Capps-Schubert, yang pernah ikut ke Iraq, dan bekerja di bidang telekomunikasi, dan pernah di penjara Abu Ghoraib, dan melihat penjara itu , “Mengapa saya ada disini?”, ujar Schubert. Schubert, yang tinggal di pangkalan militer AS di Mannheim, juga desersi. Bahkan, pulang dari Iraq, ia dikirim lagi ke Afghanistan. Kini, ia meninggalkan militer AS, dan menjadi orang sipil biasa.
Banyak veteran perang seperti Shepherd dan Schuberd, yang mereka tidak ingin lagi perang, seperti di Iraq dan Afghanistan, sekaran mereka bersama dengan para veteran lainnya, melakukan aksi gerakan anti perang di Eropa. Para veteran Desert Storm itu, lalu melalui blogger itu, mereka menolak perang. Perang selama ini hanyalah sia-sia belaka. (m/bbc)


Sumber : Era Muslim

Rabu, 04 Maret 2009

Jika Yang Mau menegakan Hukum Allah harus Keluar dari Indonesia..maka yang TIDAK MAU menggunakan HUKUM ALLAH harus Keluar dari ALAM SEMESTA

Sebagaimana diberitakan sejumlah media massa, ormas Front Pembela Islam (FPI) berencana membentuk partai politik pada pemilihan umum (Pemilu) 2014. Motif pendirian parpol ini, karena partai-partai politik Islam yang ada saat ini, dinilai tidak mampu memperjuangkan Syariat Islam.

Mengomentari berita tersebut, Jackson Kumaat , Sekjen Dewan Pimpinan Nasional - Partai Karya Perjuangan (DPN-Pakar Pangan), dalam acara 'Debat Caleg Muda Kristen' di Gedung LPMI, Jakarta, Jumat (19/12/2008) MENOLAK KERAS "Partai FPI" bila Perjuangkan Syariat Islam.
Dia menyatakan "Bagi warga negara atau partai politik yang berniat mengubah Pancasila dan UUD 1945, silahkan keluar dari NKRI. Bagi kami, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar".

Selanjutnya dia menambahkan, "Pakar Pangan siap PASANG BADAN bersama aparat penegak hukum dalam menghadapi setiap orang atau kelompok yang berniat merusak NKRI" tantangnya.

Menanggapi pernyataan Politisi Kristen, Ketua Umum FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, mengomentari dengan keras melalui suratnya yang dikirim ke Redaksi http://www.fpi.or.id,/ yaitu sebagai berikut :
"Jackson Kumaat telah melakukan FITNAH KEJI terhadap Islam. Dia hendak memposisikan Syariat Islam "berhadap-hadapan" dengan NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
Padahal, Pancasila dan UUD 1945, TIDAK PERNAH MELARANG pemberlakuan Syariat Islam secara Konstitusional dalam bingkai NKRI.

Bahkan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, telah sejak lama memberlakukan secara resmi Syariat Islam dalam Hukum Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah dan Wakaf, serta menyediakan infra struktur pelaksanaannya berupa Sistem Peradilan Islam. Belum lagi produk hukum lainnya seperti UU Zakat, UU Haji, UU Perbankan Syariah, UU Nanggroe Aceh Darussalam yang membolehkan pelaksanaan Syariat Islam di Aceh, dan sebagainya.
Jackson juga ingin MEMITOSKAN dan MENGULTUSKAN Pancasila UUD 1945 sebagaimana pernah dilakukan oleh Orde Lama dan Orde Baru. Padahal, sejarah membuktikan bahwa Pancasila UUD 1945 adalah produk hukum manusia yang bisa berubah dan boleh berubah, bahkan Pancasila dan UUD 1945 memang pernah dan telah berubah.Pancasila yang ASLI AUTENTIK adalah Pancasila yang menjadi KONSENSUS NASIONAL yang disepakati secara AKLAMASI oleh Para Founding Father bangsa Indonesia, baik dari kalangan Islam mau pun Sekuler, Muslim mau pun non muslim, dalam Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 16 Juli 1945, yaitu Pancasila yang tertuang dalam PIAGAM JAKARTA 22 juni 1945, yang isinya adalah :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Persatuan Indonesia.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ada pun Pancasila yang dilontarkan Ir.Soekarno pada Sidang Pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, masih berupa wacana usulan dan tidak pernah menjadi Putusan Resmi sidang tersebut.
Isi PANCASILA SOEKARNO tersebut adalah :
Kebangsaan Indonesia.
Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
Mufakat atau Demokrasi.
Kesejahteraan Sosial.
Ketuhanan.

FAKTA SEJARAH:
Mr.Muhammad Roem menyebut PANCASILA 1949 dan 1950 sebagai PENYELEWENGAN. Dan Prof.Hazairin menyebutnya sebagai PANCASILA PALSU.
Akhirnya, pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit yang intinya kembali kepada UUD 1945 yang dijiwai oleh Piagam Jakarta 22 Juni 1945 merupakan rangkaian kesatuan dengan konstitusi.
Dekrit Presiden Soekarno tersebut merupakan pengakuan bahwa PANCASILA PIAGAM JAKARTA adalah PANCASILA ASLI.
Memperhatikan Fakta Sejarah di atas, maka ternyata Pancasila pernah dan telah dirubah dari aslinya. Karenanya, jika kini ada gerakan Islam yang ingin mengembalikan Pancasila Asli tidak menyalahi sejarah mau pun konstitusi, bahkan memang sudah semestinya. Apalagi dilakukan melalui saluran hukum yang berlaku. Ada pun UUD 1945 telah empat kali diamandemen oleh MPR RI.
Jadi, baik Pancasila mau pun UUD 1945 ternyata bisa dan boleh berubah, bahkan pernah dan telah berubah dari aslinya. Semua itu sah-sah saja selama dilakukan secara KONSTITUSIONAL.
Lalu, kenapa Jackson Kumaat mengancam akan mengusir siapa saja yang ingin merubah Pancasila UUD 1945 dari NKRI karena mereka dicap pengkhianat NKRI ?!
Bahkan Jackson siap pasang badan melawan mereka ?!
Apa Jackson mau menyebut Soekarno-Hatta dan semua anggota PPKI yang telah merubah Pancasila Asli sebagai Pengkhianat NKRI ?
Atau menganggap semua Tokoh Bangsa dalam RIS dan NKRI era 1950 sebagai Pangkhianat negara karena mereka juga pernah merubah Pancasila ?
Atau Jackson ingin mengusir semua anggota MPR RI yang telah merubah UUD 1945 melalui empat kali amandemen ?!

Jackson Kumaat adalah Provokator yang ingin mengadu-domba anak bangsa. Mengadu domba TNI-POLRI dengan UMAT ISLAM. Dia tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih kepada Umat Islam yang selama ini menghargai kemajemukan dan tidak pernah memaksakan kehendak kepada kalangan Kristiani.

Soal Gereja Liar atau Pusat Kristenisasi yang disebut-sebut oleh Jackson jadi korban pemaksaan kehendak umat Islam, seperti penutupan Kampus Setia di Kampung Pulo - Jakarta Timur, adalah TIDAK BENAR. Yang benar tempat-tempat tersebut telah melanggar SKB 2 Menteri tentang Kerukunan Umat Beragama, dimana tempat-tempat tersebut telah meresahkan umat Islam karena secara terang-terangan telah MEMAKSAKAN KEHENDAK untuk MEMURTADKAN umat Islam. Khusus Kampus Setia, terjadinya pengusiran mahasiswanya karena tindak kriminal yang dilakukan oleh mahasiswa kepada warga setempat secara berulangkali.Akhirnya, saya ingin mengingatkan semua pihak :

�Mayoritas tidak boleh menindas, tapi minoritas juga harus tahu diri, sehingga Bhineka Tunggal Ika bisa tetap terjaga untuk NKRI yang damai sejahtera.

�KESIMPULANNYA, pernyataan POLITISI KRISTEN JACKSON KUMAAT tidaklah dimaksudkan untuk membela NKRI, Pancasila dan UUD 1945, secara sungguh-sungguh. Akan tetapi hanya merupakan bentuk FITNAH, PROVOKASI dan ADU DOMBA. Karenanya, pernyataan tersebut patut diabaikan, dan terhadap Jackson wajib diwaspadai dan diawasi karena boleh jadi dia menjadi agen asing untuk pecah belah bangsa. Dan FPI siap untuk mengganyang semua AGEN ASING !

Disamping itu, Munarman SH, Panglima KLI (Komando Laskar Islam), selaku umat Islam, menyampaikan hak jawabnya yang dikirim ke Redaksi http://www.fpi.or.id,/ sebagai berikut :

Pernyataan Jackson Kumaat jelas telah menantang dan melecehkan serta penuh fitnah. Perlu saya tanggapi, Jackson Kumaat itu tidak paham dengan politik dan ideologi.

Dia harus paham bahwa seluruh alam raya ini ada Yang Memiliki dan Menciptakan dan Pemilik/Pencipta tersebut menciptakannya beserta seluruh aturan yang sudah ditetapkan. Jadi kalau menolak konstitusi agama Islam dan aturan/syariat Islam silahkan dia mencari tempat di luar alam raya yang bukan diciptakan oleh Allah SWT.

Silahkan dia (kalau dia mampu) ciptakan dulu alam tempat dia berpolitik yang sepenuhnya bebas dari pengaruh Allah SWT. Kalau dia (Jackson Kumaat) siap pasang badan maka saya Munarman yang akan menghadapi dia.

Jangan sok jago dan gertak sambal, badannya adalah bagian saya kalau dia siap pasang badan!

Kmentar:
Hayoooo Jackson....berani pindah gak????
Kalaupun berani mau kemana ya wilayah yang bukan ciptaan Allah....??
Politikus kok dangkal........siapa yang mau milih......

dari swaramuslim.com

Pengikut